Sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari, Tuhan sering tampil dalam rupa yang lain namun kita tidak menyadarinya. Kita butuh hati yang peka agar kita mengenal Dia. Itulah sebabnya mengapa Alkitab menulis dengan jelas “mengucap syukurlah dalam segala hal" (I Tessalonika 5:18). Mengapa demikian? Karena Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28).
Bahwa jika kita berbuat baik untuk orang-orang lemah yang ada disekeliling kita, sebenarnya kita melakukannya untuk Tuhan. Tuhan juga bisa tampil dalam rupa permasalahan-permasalahan dan kesulitan-kesulitan hidup. Ada orang yang hidupnya sudah nyaman dan mapan, akibatnya ia lupa beribadah dan tidak ingat lagi akan Tuhan. Untuk menyelamatkan dia maka Tuhan harus turun dalam bentuk kesulitan-kesulitan sehingga orang tersebut kembali ingat dan berbalik kepada Tuhan.
2 komentar:
I believe that the very purpose of life is to be happy. From the very core of our being, we desire contentment. In my own limited experience I have found that the more we care for the happiness of others, the greater is our own sense of well-being. Cultivating a close, warmhearted feeling for others automatically puts the mind at ease. It helps remove whatever fears or insecurities we may have and gives us the strength to cope with any obstacles we encounter. It is the principal source of success in life. Since we are not solely material creatures, it is a mistake to place all our hopes for happiness on external development alone. The key is to develop inner peace. From DD
giving is what God want to do in our life.He gave us blessing so we can give it to the others and by giving, we glorify our God.
Posting Komentar